Film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) bisa disebut dengan film puisi. Sederetan puisi yang mengoyak hati muncul di beberapa scene film ini. Sebut saja "Aku Ingin Bersama Selamanya", yang dibacakan Cinta dihadapan sahabat-sahabatnya, yaitu Alya, Karmen, Maura, dan Milly.
Kemudian "Tentang Seseorang", yang dibawakan Cinta dihadapan Rangga dan pengunjung Cafe. Pasti banyak yang tahu dan hafal dengan puisi yang membuat Cinta terlambat masuk sekolah karena berusaha menjadikan puisi Rangga menjadi sebuah lagu.
Cinta membawakan puisi Tentang Seseorang di depan Rangga dan pengunjung Cafe |
Dan "Ada Apa Dengan Cinta?". puisi Rangga yang dibaca Cinta di mobil sepulang dari bandara. Puisi yang juga sebagai penutup film ini berhasil membuat para penonton bertanya-tanya bagaimana kelanjutan kisah cinta keduanya.
Di tahun 2016 ini, teka-teki itu pun terjawab. Setelah 14 tahun, Rangga dan Cinta sukses mengobati kangen para pecintanya. Dan seolah sudah identik dengan film puisi, di sekuelnya kali ini AADC juga menyisipkan beberapa puisi cinta yang tak kalah epik.
Karya dari Aan Mansyur, sastrawan kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, berhasil meneduhkan hati para penonton yang mungkin juga sedang mengalami kisah cinta yang rumit laiknya Rangga dan Cinta. Awalnya Aan sempat ragu menerima tawaran dari Mira Lesmana, hal ini dikarenakan di film AADC pertama sosok Chairil Anwar hadir begitu kuat pada karakter Rangga. Meskipun demikian, Aan menjadikan hal tersebut sebagai alasannya bergabung dengan sekuel AADC.
M. Aan Mansyur, sastrawan dibalik kesuksesan AADC 2 |
Karya Aan Mansyur yang dihadirkan dalam film AADC2 juga terangkum dalam buku kumpulan puisi miliknya yang berjudul "Tidak Ada New York Hari Ini", yang telah diluncurkan bertepatan dengan pemutaran perdana film AADC2.
Salah satu kutipan puisi karya Aan Mansyur yang berjudul Batas disampaikan oleh pemeran Rangga, Nicholas Saputra, dalam teaser film AADC2 Desember tahun lalu. Puisi tersebut sangat menyentuh dan membuat pendengarnya terkagum-kagum dengan sosok Rangga.
Nicholas Saputra, membacakan kutipan puisi Batas di teaser AADC2 pada bulan Desember 2015 |
Batas
Semua perihal diciptakan sebagai batas
Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain
Hari ini membelah membatasi besok dan kemarin
Besok batas hari ini dan lusa
Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota,
Bilik penjara, dan kantor wali kota, juga rumahku dan seluruh tempat di mana pernah ada kita
Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta
Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi dipisahkan kata
Begitu pula rindu. Antara pulau dan seorang petualang yang gila
Seperti penjahat dan kebaikan dihalang ruang dan undang-undang
Seorang ayah membelah anak dari ibunya dan sebaliknya
Atau senyummu dinding di antara aku dan ketidakwarasan
Persis segelas kopi tanpa gula pejamkan mimpi dari tidur
Apa kabar hari ini?
Lihat tanda tanya itu jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi